Pelatih PSIM Mengungkap Kedekatannya Dengan Giovanni
Pelatih PSIM Mengungkap Kedekatannya Dengan Giovanni. Pra-pertandingan BRI Super League pekan ke-14 antara Persija Jakarta dan PSIM Yogyakarta jadi momen menarik di luar lapangan. Jean-Paul van Gastel, pelatih PSIM, angkat bicara soal kedekatannya dengan Giovanni van Bronckhorst, mantan bosnya yang kini jadi sorotan sebagai kandidat pelatih Timnas Indonesia. Dalam konferensi pers Kamis (27/11/2025) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Van Gastel tak segan cerita masa lalu mereka. Ini datang saat PSIM siap hadapi 50 ribu suporter Persija Jumat malam, tapi obrolan soal “Gio” curi perhatian. Kedekatan ini bukan isapan jempol—mereka pernah raih trofi bareng di Eropa dan Asia. INFO CASINO
Sejarah Panjang di Feyenoord: Pelatih PSIM Mengungkap Kedekatannya Dengan Giovanni
Van Gastel dan Van Bronckhorst pertama kali bersatu di Feyenoord pada 2015, saat Van Gastel jadi asisten pelatih kepala. Selama empat tahun hingga 2019, duo Belanda ini ciptakan era keemasan: raih Liga Belanda 2016-17, dua Piala Belanda, dan dua Piala Super Belanda. Van Gastel ingat betul momen itu sebagai fondasi persahabatan mereka. “Kami bangun tim dari nol, tapi Gio punya visi jelas—main menyerang, tapi solid di belakang,” katanya. Van Gastel, yang lahir di Breda sama seperti Van Bronckhorst, sering sebut Gio sebagai mentor yang ajarin dia soal manajemen skuad muda. Prestasi itu tak cuma trofi, tapi juga bikin Feyenoord juara Eredivisie pertama kali sejak 1999. Hubungan mereka terasa seperti saudara: Van Gastel bilang, “Di lapangan, Gio bos; di luar, kami sahabat diskusi taktik sampai larut.”
Kolaborasi di Guangzhou R&F dan Besiktas: Pelatih PSIM Mengungkap Kedekatannya Dengan Giovanni
Kedekatan tak berhenti di Belanda. Tahun 2020, Van Gastel ikut Van Bronckhorst ke Guangzhou R&F di China Super League. Di sana, mereka hadapi tantangan adaptasi budaya dan jadwal padat, tapi hasilnya solid: tim finis peringkat tujuh, prestasi bagus untuk musim transisi. Van Gastel sebut periode itu uji ketangguhan mereka—”Gio ajarin saya sabar di Asia, di mana segalanya lebih cepat berubah.” Lalu, 2024, mereka reuni lagi di Besiktas Turki. Meski cuma setahun, Van Gastel bantu Van Bronckhorst stabilkan tim di Süper Lig, hindari degradasi sambil bangun fondasi jangka panjang. “Kami saling melengkapi: Gio visioner, saya detail-oriented,” ujarnya. Pengalaman lintas benua ini bikin Van Gastel yakin Gio cocok latih Timnas Indonesia—latar belakangnya dari Maluku via ibu Fransien Sapulette jadi bonus emosional.
Komentar soal Rumor Timnas Indonesia
Van Gastel tak menghindar saat ditanya rumor Van Bronckhorst gantikan Shin Tae-yong di Timnas. “Saya baca di media sosial—Gio masuk kandidat, dan itu masuk akal,” katanya. Ia ragu Liverpool lepas Gio sebagai asisten Arne Slot, tapi akui pengalaman Gio di level internasional (eks kapten Belanda, juara UCL 2006) bikin dia layak. “Kalau Gio ke Indonesia, saya senang—bisa diskusi lagi soal skuad Garuda,” tambahnya sambil tersenyum. Van Gastel, yang baru pimpin PSIM sebagai juara Liga 2 2024/2025, sebut hubungan mereka masih erat via chat rutin. Ini tambah nuansa menarik jelang laga besok: Van Gastel hadapi Persija dengan skuad promosi yang solid (peringkat tujuh, tak terkalahkan lima laga), tapi pikirannya sempat melayang ke mantan rekan.
Kesimpulan
Kedekatan Van Gastel dan Van Bronckhorst lebih dari sekadar profesional—ia cerita persahabatan dibangun trofi dan tantangan. Di tengah rumor Timnas, ungkapan Van Gastel jadi pengingat betapa kecilnya dunia sepak bola. Besok malam di SUGBK, fokus kembali ke lapangan: PSIM butuh poin untuk kejar papan atas, sementara Persija rayakan ulang tahun ke-97. Tapi cerita Gio ini beri warna—mungkin suatu hari Van Gastel reuni lagi sebagai asisten. Untuk sekarang, biar 50 ribu suporter The Jakmania yang bicara lewat sorakannya.