Take On Page Berita Olahraga

Take On Page News Olahraga Terupdate dan Terbaru ikuti update terbaru berita bola dari club ternama diseluruh dunia.

Take On Page Berita Olahraga

Take On Page News Olahraga Terupdate dan Terbaru ikuti update terbaru berita bola dari club ternama diseluruh dunia.

Uncategorized

Legenda Arsenal Tidak Suka Dengan Debat Isak vs Haaland

Legenda Arsenal Tidak Suka Dengan Debat Isak vs Haaland. Dunia sepak bola Premier League tak pernah kehabisan topik panas, dan kali ini perdebatan soal penyerang terbaik jadi sorotan utama. Alexander Isak, striker anyar Liverpool yang diboyong dari Newcastle dengan biaya rekor Inggris 125 juta pound, langsung disamakan dengan Erling Haaland dari Manchester City. Arne Slot, pelatih Liverpool, memicu api dengan menyebut Isak “mungkin penyerang terbaik di dunia” pasca debutnya di Liga Champions lawan Atletico Madrid. Pep Guardiola buru-buru membantah, tegas bilang Haaland “sedikit di atas” Isak. Debat ini meledak di media dan podcast, dengan Micah Richards dan Jamie Carragher ikut campur. Tapi tak semua orang senang. Seorang legenda Arsenal angkat suara, bilang ia “kesal” dengan perbandingan ini yang menurutnya sia-sia. Pernyataan tajam itu datang di tengah musim 2025/26 yang baru bergulir, di mana kedua striker sudah cetak gol krusial—Isak bikin dua di tiga laga Liverpool, Haaland tambah satu lagi jadi 50 gol Liga Champions di usia 25. Bagi fans, ini hiburan; bagi pakar, pengingat bahwa sepak bola bukan kontes matematika. Siapa legenda itu, dan kenapa ia muak? Kita kupas satu per satu, sambil lihat fakta di balik gaya bermain mereka yang beda jauh. BERITA BOLA

Siapa Legenda Arsenal Tersebut: Legenda Arsenal Tidak Suka Dengan Debat Isak vs Haaland

Legenda yang dimaksud adalah Thierry Henry, ikon abadi Arsenal yang lahir di Les Ulis, Prancis, pada 17 Agustus 1977. Kariernya dimulai di AS Monaco, tapi puncak kejayaan datang saat bergabung dengan Arsenal pada 1999 seharga 11 juta pound—transfer yang langsung ubah wajah klub. Di bawah Arsene Wenger, Henry jadi “King of Highbury,” cetak 228 gol dalam 377 penampilan, termasuk rekor 39 gol di musim 2001/02 yang bawa The Gunners gelar liga. Ia bagian dari tim Invincibles 2003/04 yang tak terkalahkan sepanjang musim, prestasi langka yang masih dirayakan fans hingga kini. Gaya Henry—kecepatan kilat, dribel halus, dan finishing dingin—buat ia juara empat kali Pemain Terbaik PFA dan dua kali Sepatu Emas Eropa. Setelah Arsenal, ia singgah di Barcelona (menang Liga Champions 2009), New York Red Bulls, dan sempat pinjam ke Arsenal lagi sebelum pensiun 2014.

Di level internasional, Henry wakili Prancis 123 kali, cetak 51 gol, bawa tim juara Piala Dunia 1998 dan Euro 2000. Kini, di usia 48, Henry tak lagi main, tapi aktif sebagai pundit CBS Sports Golazo, di mana ia analisis tajam soal taktik dan pemain muda. Pernyataannya soal Isak-Haaland disampaikan di acara itu, saat Richards puji Isak sebagai “penyerang terbaik Premier League kecuali Haaland.” Henry, mantan penyerang serba bisa seperti Isak, paham betul nuansa posisi itu. Ia pernah bilang, “Saya suka pemain yang bisa ciptakan ruang sendiri, bukan cuma tunggu bola.” Pengalaman Henry di Arsenal, di mana ia sering dibandingkan dengan Ronaldo atau Henry Shearer, buat suaranya punya bobot. Ia bukan cuma legenda; ia guru yang lihat sepak bola sebagai seni, bukan kompetisi siapa paling banyak gol.

Ada Apa Dengan Perdebatan Antara Isak vs Haaland

Perdebatan Isak vs Haaland meledak sejak akhir Agustus 2025, pasca transfer Isak ke Liverpool yang bikin heboh. Slot langsung bilang Isak “mungkin yang terbaik di dunia” setelah debutnya cetak gol penalti lawan Atletico. Guardiola respons cepat di konferensi pers: “Haaland sedikit di atas, saya tak tukar dia dengan siapa pun.” Richards, eks bek City, tambah bensin di CBS: “Isak terbaik di liga, kecuali Haaland.” Carragher tanya Henry siapa pilihannya, picu perdebatan lebih luas. Di media sosial dan podcast, fans bagi kubu: satu sisi puji Haaland dengan 130 gol di 151 laga City sejak 2022, termasuk 50 di Liga Champions—rekor tercepat. Ia juara dua kali Sepatu Emas Premier League, dominasi duel udara (menang 72%), dan xG-nya selalu tinggi berkat suplai De Bruyne.

Sisi lain, Isak disebut lebih lengkap: di Newcastle, ia cetak 62 gol di 109 laga, plus 35 assist—bukan cuma finisher, tapi kreator. Musim ini di Liverpool, ia sudah bikin 41 peluang ciptakan, 89 umpan ke area bahaya, dan outperform xG-nya 3,4 di dua musim terakhir. Haaland underperform xG 2,2, meski dapat lebih banyak kesempatan di City. Isak bisa main sayap, tengah, atau false nine; Haaland pure poacher, spesialis one-touch di kotak penalti. Debat ini mirip dulu Henry vs Shearer: satu gaya, satu gol. Odegaard, kapten Arsenal yang pernah main bareng keduanya, bilang, “Mereka beda gaya, tapi sama-sama bahaya.” Hasselbaink tambah, “Isak natural finisher one-vs-one, Haaland hebat anticipasi tapi kurang variasi.” Debat ini panas karena keduanya Skandinavia, tinggi 194 cm, tapi Isak lebih teknis (dribel sukses 68%), Haaland lebih kuat fisik.

Kenapa Legenda Arsenal Ini Tidak Menyukai Debat Tersebut

Henry kesal karena, baginya, perbandingan ini “sia-sia” dan abaikan esensi sepak bola. Di CBS, ia bilang, “Saya kesal saat orang bandingkan striker in-and-out seperti Haaland dengan pemain yang gerak ke mana-mana seperti Isak. Mereka dua pemain berbeda.” Henry, yang dulu sering dibandingkan paksa, tahu betul ini bisa rusak mental pemain muda. Isak versatile—bisa drop deep, link-up play, dan ciptakan peluang (14 carry ke area bahaya musim ini)—sementara Haaland spesialis kotak penalti, dengan 68% tembakan on target tapi minim kontribusi luar box. Henry lihat ini seperti bandingkan dirinya dengan Van Nistelrooy: “Satu lengkap, satu spesialis—keduanya hebat, tapi jangan paksa pilih.” Ia khawatir debat ini ciptakan tekanan tak perlu, apalagi Isak baru adaptasi di Liverpool setelah absen empat bulan cedera. “Biarkan mereka main, jangan ukur dengan angka saja,” tambahnya. Bagi Henry, sepak bola soal konteks: Haaland unggul di tim dominan City, Isak bersinar di Newcastle yang lebih terbatas. Debat ini, menurutnya, kurangi apresiasi individual dan picu narasi palsu, seperti dulu saat ia disebut “overrated” karena gaya artistiknya.

Kesimpulan: Legenda Arsenal Tidak Suka Dengan Debat Isak vs Haaland

Pernyataan Thierry Henry soal debat Isak vs Haaland adalah pengingat bijak di tengah hiruk-pikuk Premier League. Sebagai legenda yang rasakan tekanan perbandingan, ia tolak narasi sederhana yang abaikan perbedaan gaya—Haaland poacher tak tergantikan, Isak seniman serba bisa. Musim 2025/26 masih panjang, dengan keduanya potensial rebut Golden Boot. Bagi fans, debat ini seru; tapi Henry ajak kita nikmati permainan, bukan kompetisi buatan. Liverpool dan City untung punya striker kelas dunia, dan siapa tahu, akhir musim nanti, kita bicara duet mereka di puncak liga. Sepak bola indah justru karena keragamannya—jangan rusak dengan paksaan pilih.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…