Paul Scholes Sebut Perekrutan Mbeumo dan Cunha Itu Buang Duit
Paul Scholes Sebut Perekrutan Mbeumo dan Cunha Itu Buang Duit. Paul Scholes, legenda Manchester United, kembali menjadi sorotan setelah komentar pedasnya soal bursa transfer klub lamanya. Kali ini, Scholes mengkritik keputusan Manchester United merekrut dua penyerang, Bryan Mbeumo dari Brentford dan Matheus Cunha dari Wolverhampton Wanderers, pada jendela transfer musim panas 2025. Menurut Scholes, keputusan ini adalah pemborosan uang yang tidak sebanding dengan kontribusi kedua pemain. Komentar ini memicu perdebatan di kalangan fans, terutama karena United sedang berusaha membangun kembali skuat di bawah asuhan pelatih baru. Apa alasan di balik kritik Scholes, dan apakah benar perekrutan ini sia-sia? Berikut ulasan lengkapnya. BERITA BASKET
Mengenal Lebih Dalam Mengenai Paul Scholes
Paul Scholes, lahir pada 16 November 1974 di Salford, Inggris, adalah salah satu gelandang terbaik dalam sejarah sepak bola. Dikenal sebagai bagian dari “Class of ’92” Manchester United, Scholes menghabiskan seluruh karier profesionalnya bersama Setan Merah, memenangkan 11 gelar Premier League, tiga Piala FA, dan dua trofi Liga Champions. Dengan visi permainan yang luar biasa, umpan akurat, dan kemampuan mencetak gol dari jarak jauh, Scholes menjadi ikon di Old Trafford. Setelah pensiun pada 2013, ia beralih menjadi pandit sepak bola, dikenal karena analisisnya yang tajam dan sering kali kontroversial.
Scholes tidak segan mengkritik Manchester United, klub yang ia cintai, terutama ketika menyangkut performa atau keputusan transfer. Komentarnya sering mencerminkan standar tinggi yang ia harapkan dari United, berdasarkan pengalamannya bermain di era kejayaan klub di bawah Sir Alex Ferguson. Meski terkadang dianggap terlalu keras, pandangan Scholes sering menjadi cerminan keresahan fans yang menginginkan United kembali berjaya.
Kenapa Dia Menyebutkan Perekrutan 2 Pemain Ini Sangat Membuang Uang
Dalam pernyataannya, Scholes menyebut perekrutan Bryan Mbeumo dan Matheus Cunha sebagai “buang-buang duit” karena ia meragukan kemampuan keduanya untuk mengangkat performa United ke level yang diharapkan. Menurutnya, United mengeluarkan dana besar—dilaporkan sekitar £50 juta untuk Mbeumo dan £60 juta untuk Cunha—tanpa jaminan bahwa keduanya bisa menjadi solusi jangka panjang untuk masalah lini serang tim. Scholes menyoroti bahwa kedua pemain ini berasal dari klub papan tengah, Brentford dan Wolves, yang tidak memiliki tekanan sebesar United. “Mereka bagus di klub mereka, tapi United itu level lain. Tekanan di sini jauh lebih besar,” katanya.
Scholes juga menyinggung inkonsistensi performa kedua pemain. Mbeumo, meski mencetak 9 gol dan 6 assist di Premier League musim 2023/2024, dianggap Scholes kurang memiliki naluri mencetak gol yang dibutuhkan sebagai penyerang utama United. Sementara itu, Cunha, yang mencatatkan 12 gol dan 7 assist di musim yang sama, dinilai terlalu sering bermain egois dan kurang efektif dalam situasi krusial. Scholes juga mempertanyakan keputusan United untuk menginvestasikan total lebih dari £100 juta untuk dua pemain yang, menurutnya, tidak terbukti di level klub top. Ia membandingkan mereka dengan rekrutan masa lalu seperti Juan Mata atau Robin van Persie, yang datang dengan pengalaman dan mental juara.
Selain itu, Scholes menilai United seharusnya fokus merekrut pemain kelas dunia yang sudah terbukti, bukan “berjudi” dengan pemain dari klub papan tengah. Ia juga menyindir strategi transfer klub yang terkesan panik setelah kegagalan bersaing di papan atas musim lalu. “Kalau mau belanja, beli yang pasti. Jangan cuma karena pemain lagi bersinar di tim kecil,” tegasnya.
Apakah Pembelian Kedua Pemain Ini Worth It Dengan Harganya: Paul Scholes Sebut Perekrutan Mbeumo dan Cunha Itu Buang Duit
Meski Scholes skeptis, ada argumen yang mendukung perekrutan Mbeumo dan Cunha. Bryan Mbeumo, berusia 26 tahun, dikenal sebagai penyerang serba bisa yang bisa bermain sebagai winger atau penyerang tengah. Kecepatannya, kemampuan dribbling, dan kerja kerasnya dalam membantu pertahanan membuatnya cocok untuk gaya permainan intens yang diterapkan pelatih United saat ini. Dengan usianya yang masih relatif muda, Mbeumo berpotensi berkembang menjadi pemain kunci, terutama jika diberi kepercayaan penuh.
Matheus Cunha, di sisi lain, membawa energi dan kreativitas ke lini depan. Pemain Brasil berusia 26 tahun ini memiliki kemampuan untuk menciptakan peluang dari situasi sulit, sesuatu yang sering kurang dari lini serang United musim lalu. Statistiknya di Wolves menunjukkan bahwa ia mampu berkontribusi baik dalam mencetak gol maupun assist, dengan rata-rata 2,5 dribel sukses per laga. Namun, harganya yang mencapai £60 juta memang cukup tinggi untuk pemain yang belum teruji di klub top, dan ini menjadi salah satu poin kritik Scholes.
Dari sisi finansial, pengeluaran besar untuk kedua pemain ini memang berisiko, terutama karena United masih perlu memperkuat posisi lain seperti bek tengah dan gelandang bertahan. Namun, jika Mbeumo dan Cunha bisa beradaptasi dengan tekanan di Old Trafford dan menunjukkan konsistensi, investasi ini bisa terbayar. Masalahnya, seperti yang disinggung Scholes, adalah waktu. Fans United sering kali tidak sabar menunggu pemain baru beradaptasi, terutama dengan tekanan untuk kembali bersaing di papan atas Premier League dan Liga Champions.
Kesimpulan: Paul Scholes Sebut Perekrutan Mbeumo dan Cunha Itu Buang Duit
Kritik Paul Scholes terhadap perekrutan Bryan Mbeumo dan Matheus Cunha mencerminkan ekspektasi tinggi dari seorang legenda yang tahu betul standar Manchester United. Ia mempertanyakan nilai transfer dan kesiapan kedua pemain untuk bermain di klub sebesar United, terutama karena mereka belum terbukti di level tertinggi. Meski begitu, Mbeumo dan Cunha memiliki potensi untuk membuktikan bahwa mereka layak dengan harga mahal, asalkan diberi waktu dan dukungan untuk beradaptasi. Bagi United, tantangannya adalah menyeimbangkan ambisi jangka pendek dengan pembangunan skuat jangka panjang. Scholes, dengan pandangannya yang kritis, mungkin ingin melihat United lebih berani menargetkan pemain kelas dunia. Namun, hanya waktu yang akan menentukan apakah perekrutan ini benar-benar “buang duit” atau justru investasi cerdas untuk masa depan Setan Merah.