MOTM Pertandingan Lazio vs AC Milan
MOTM Pertandingan Lazio vs AC Milan. Malam dingin di Stadio Olimpico berubah menjadi pesta bagi Lazio saat mereka mengirim AC Milan pulang dengan tangan hampa di babak 16 besar Coppa Italia. Gol sundulan Mattia Zaccagni di menit ke-80 jadi penentu kemenangan 1-0, membalikkan kekalahan tipis dari laga Serie A pekan lalu. Milan, yang mendominasi penguasaan bola hingga 58 persen, melepaskan sembilan tembakan tapi hanya dua tepat sasaran—cerminan dari ketidakefisienan di bawah Massimiliano Allegri. Lazio, meski absen beberapa pemain kunci karena cedera, tampil disiplin dan memanfaatkan bola mati dengan sempurna. Pemain Terbaik Pertandingan jatuh ke Zaccagni, yang tak hanya mencetak gol krusial tapi juga mengganggu lini belakang lawan sepanjang 90 menit. Ini kemenangan yang layak bagi Biancocelesti, yang kini melaju ke perempat final dengan moral tinggi. INFO SLOT
Mattia Zaccagni: Pahlawan Sundulan yang Menentukan: MOTM Pertandingan Lazio vs AC Milan
Mattia Zaccagni meraih gelar MOTM dengan penampilan yang brilian, mencetak satu-satunya gol sekaligus jadi duri terdalam bagi Milan. Winger Italia ini tak hanya tajam di serangan, tapi juga rajin membantu bertahan, memenangkan 70 persen duelnya melawan bek kanan Milan. Golnya lahir dari sepak pojok: ia menyelinap di antara dua bek, menyundul bola ke pojok dekat dengan presisi yang membuat kiper Milan tak berkutik. Sebelum itu, Zaccagni sudah dua kali melewati lawan secara individu, menciptakan peluang bagi rekan setim. Statistiknya mencolok—dua key pass, satu dribel sukses, dan tekel krusial di menit-menit akhir. “Ini momen yang saya tunggu,” katanya usai laga, sambil merayakan dengan fans tuan rumah. Penampilannya jadi bukti mengapa Maurizio Sarri memercayainya sebagai starter meski skuad tipis, dan ia pantas jadi bintang malam itu.
Kontribusi Gustav Isaksen di Sayap Kanan: MOTM Pertandingan Lazio vs AC Milan
Gustav Isaksen tak kalah impresif, meski bayang-bayang Zaccagni membuatnya tak meraih MOTM. Pemain Denmark ini mendominasi sayap kanan, melepaskan tiga crossing akurat yang nyaris membuahkan gol, termasuk umpan silang yang memaksa kiper Milan melakukan penyelamatan gemilang. Ia memenangkan 65 persen duel satu lawan satu, sering kali membalikkan arah bek Milan dengan kecepatannya. Di babak pertama, tendangannya keras dari luar kotak penalti hanya melebar tipis, menunjukkan ancaman konstan. Isaksen juga berkontribusi defensif, menyapu dua serangan balik Milan. Penampilannya ini jadi sorotan karena Lazio absen pemain utama seperti Ciro Immobile, membuat rotasi seperti dirinya harus tampil maksimal. Sarri memuji “energi tak terbatasnya” sebagai kunci menjaga keseimbangan tim.
Peran Toma Basic di Lini Tengah
Toma Basic jadi pondasi tak tergoyahkan di gelandang Lazio, mengontrol tempo permainan dengan visi luar biasa. Ia mendistribusikan bola dengan akurasi 88 persen, termasuk umpan panjang yang memulai serangan berujung gol Zaccagni. Basic memenangkan enam dari delapan tackling, menghalau transisi cepat Milan yang biasanya mematikan. Di menit ke-40, volley-nya dari jarak 20 meter memaksa kiper lawan melakukan diving save—momen yang bisa saja mengubah skor lebih awal. Meski tak mencetak atau mengasist, perannya dalam merebut possession (tim Lazio unggul 52 persen di lini tengah) tak ternilai. Basic, yang jarang starter di Serie A, memanfaatkan kesempatan ini untuk membuktikan nilai, dan kontribusinya jadi alasan Lazio tetap kompak meski dihantam pressing tinggi Milan sepanjang laga.
Soliditas Lini Belakang Lazio
Lini belakang Lazio, dipimpin Alessandro Romagnoli, tampil solid meski diuji berulang kali. Romagnoli memenangkan 80 persen duel udara, termasuk membersihkan sundulan Rafael Leao di menit ke-65. Ia juga memulai serangan dari belakang dengan passing akurat, berkontribusi pada build-up yang tenang. Di sisi lain, Luca Pellegrini rajin naik-turun, menghalau dua crossing berbahaya dari sayap Milan. Kiper Christos Mandas, meski minim kerja, melakukan dua penyelamatan krusial—satu dari tembakan jarak dekat Christian Pulisic di injury time. Secara kolektif, pertahanan ini hanya membiarkan Milan menciptakan xG 0.7, jauh di bawah ekspektasi. Ini jadi bukti kedalaman skuad Sarri, yang meski cedera menumpuk, tetap tak kebobolan hingga menit akhir.
Kesimpulan
Kemenangan 1-0 ini jadi malam magis bagi Lazio, yang melaju ke perempat final Coppa Italia dengan Zaccagni sebagai pahlawan utama. MOTM-nya tak hanya soal gol, tapi dampak keseluruhan yang menginspirasi rekan setim. Isaksen, Basic, dan lini belakang melengkapi penampilan tim yang disiplin, membuktikan bahwa kualitas bisa mengalahkan possession. Bagi Milan, kekalahan ini jadi pelajaran keras—Allegri harus perbaiki ketajaman depan agar tak terulang di Serie A, di mana mereka masih memimpin klasemen. Sarri, dengan skuad rotasi, menunjukkan ambisi besar di kompetisi domestik. Musim ini masih panjang; bagi Lazio, ini momentum untuk bangkit dari start Serie A yang kurang mulus. Zaccagni dan kawan-kawan siap tantang siapa pun di babak berikutnya—Coppa Italia kembali jadi panggung mereka.