Take On Page Berita Olahraga

Take On Page News Olahraga Terupdate dan Terbaru ikuti update terbaru berita bola dari club ternama diseluruh dunia.

Take On Page Berita Olahraga

Take On Page News Olahraga Terupdate dan Terbaru ikuti update terbaru berita bola dari club ternama diseluruh dunia.

Uncategorized

Laga Inggris Melawan Wales Disebut Pertandingan Kakek-kakek

Laga Inggris Melawan Wales Disebut Pertandingan Kakek-kakek. Pertandingan persahabatan internasional antara Inggris dan Wales di Wembley Stadium, Kamis malam lalu, berakhir dengan kemenangan telak The Three Lions 3-0. Tapi yang bikin ramai bukan cuma skornya—malah julukan “pertandingan kakek-kakek” yang melekat kuat di media sosial dan obrolan fans. Dengan lini belakang kedua tim didominasi pemain berpengalaman di atas 30 tahun, laga ini terasa seperti reuni veteran daripada duel antar generasi muda. Thomas Tuchel, pelatih Inggris, memilih skuad eksperimental karena cedera Harry Kane cs, sementara Craig Bellamy di Wales coba bangun ritme dengan campuran tua-muda. Gol cepat dari Morgan Rogers, Ollie Watkins, dan Bukayo Saka bikin Wales kewalahan sejak menit awal. Di balik kekalahan ini, julukan itu jadi cerminan bagaimana usia mulai jadi isu di timnas keduanya menjelang kualifikasi Piala Dunia. BERITA TERKINI

Dominasi Awal Inggris yang Tak Terbendung: Laga Inggris Melawan Wales Disebut Pertandingan Kakek-kakek

Inggris langsung gaspol dari peluit awal, cetak tiga gol dalam 20 menit pertama—rekor cepat untuk laga persahabatan di Wembley. Morgan Rogers, gelandang Aston Villa yang lagi on fire, buka rekening di menit ketiga lewat sundulan akurat dari umpan sudut Declan Rice. Tak lama, Ollie Watkins tambah keunggulan di menit 11 setelah Rogers lagi-lagi assist dari situasi bola mati. Bukayo Saka tutup babak pembuka dengan tendangan melengkung indah di menit 20, hasil build-up apik dari Anthony Gordon dan Rice.

Tuchel puji lini serang mudanya: “Mereka main dengan energi dan kebebasan, seperti yang kami latih.” Possession Inggris capai 65 persen di babak pertama, dengan 12 tembakan ke arah gawang—delapan on target. Jordan Pickford bahkan tak banyak kerja keras, cuma satu save krusial di counter Wales awal. Sementara itu, Djed Spence debut start-nya di kanan lancar, kirim umpan panjang akurat ke Gordon. Ini kontras banget dengan Wales, yang cuma punya satu peluang layak lewat David Brooks di menit pertama, tapi Karl Darlow di gawangnya malah sibuk parry tembakan Saka dan Rogers.

Fakta di lapangan tunjukkan, Inggris manfaatin kelemahan Wales di bola mati—dua gol dari situ. Bellamy keliatan frustrasi, protes ke wasit soal booking Neco Williams dan Corey Cullen karena pelanggaran kasar di midfield. Laga ini jadi pembuktian Tuchel pasca-gagal di Euro 2024: skuadnya lebih fleksibel tanpa bergantung Kane.

Performa Wales yang Bikin Fans Kecewa: Laga Inggris Melawan Wales Disebut Pertandingan Kakek-kakek

Wales tampil seperti tim transisi yang belum matang, kalah kontrol sejak awal dan cuma pegang bola 35 persen sepanjang laga. Bellamy, yang baru tiga kekalahan dari 11 pertandingan, pilih starting XI eksperimental dengan Ethan Ampadu dan Joe Rodon di belakang, plus Kieffer Moore sebagai ujung tombak. Tapi lini belakangnya bolong-bolong: Ben Davies, 32 tahun, kesulitan hadapi kecepatan Gordon, sementara Rodon blok satu tembakan Watkins tapi gagal antisipasi sundulan Rogers.

David Brooks dan Harry Wilson coba ciptain peluang, tapi passing completion mereka di bawah 75 persen—terburuk di babak kedua. Brennan Johnson, yang dipinjam dari Spurs, punya dua dribel sukses tapi finishingnya mentah, tembakan melebar di menit 35. Bellamy ganti tiga pemain di babak kedua—masuk Chris Mepham, Rubin Colwill, dan Tom King—tapi tak ubah dinamika. Skor 3-0 akhirnya mencerminkan 18 tembakan Wales vs 22 milik Inggris, dengan xG Wales cuma 0.4.

Fans Wales, yang datang 7.500 orang, boo anthem Inggris sebagai protes klasik, tapi pulang dengan hati pilu. Bellamy bilang pasca-laga: “Kami belajar dari tekanan ini, tapi harus lebih klinis.” Kekalahan ini jadi alarm sebelum lawan Belgia di kualifikasi, di mana Wales butuh poin untuk naik dari posisi bawah grup.

Faktor Veteran yang Jadi Sorotan Utama

Julukan “pertandingan kakek-kakek” muncul karena kedua tim andalkan pengalaman daripada darah muda. Di Inggris, Jordan Henderson—35 tahun—duduk di bangku cadangan, siap masuk gantikan Elliot Anderson di menit 60. John Stones (31) dan Marc Guehi (25) duet solid di tengah, tapi Tuchel akui: “Pengalaman seperti Stones bantu kami stabil saat pressing tinggi.” Harry Kane absen cedera, tapi Declan Rice (26) kapten dengan maturity ala veteran, assist dua gol dari set-piece.

Wales lebih parah: Ben Davies (32), Joe Rodon (27, tapi sudah 50 caps), dan Kieffer Moore (32) jadi tulang punggung, tapi usia bikin mereka lambat hadapi transisi cepat Saka-Gordon. David Brooks (28) dan Harry Wilson (28) tambah elemen pengalaman, tapi kurang stamina—Wilson diganti di menit 70 karena kelelahan. Bellamy pilih skuad ini untuk bangun chemistry, tapi fans sindir di medsos: “Ini reuni pensiunan, bukan timnas masa depan.” Fakta: Rata-rata usia starting XI Wales 28.5 tahun, lebih tua dari rata-rata Inggris 26.2—beda tipis tapi terasa di intensitas.

Ini tren di timnas Eropa: Inggris punya talenta muda seperti Rogers (22) dan Spence (24), tapi Tuchel campur dengan veteran untuk keseimbangan. Wales, pasca-pensiun Gareth Bale, bergantung Aaron Ramsey (34, absen laga ini) dan Davies untuk leadership. Julukan itu lucu, tapi nyindir kebutuhan regenerasi—kedua tim butuh suntik darah segar untuk Piala Dunia 2026.

Pada akhirnya, kemenangan 3-0 Inggris jadi momentum bagus buat Tuchel bangun skuad kompetitif, sementara Wales harus introspeksi cepat. Julukan “pertandingan kakek-kakek” mungkin bercanda, tapi beneran tunjukkan tantangan usia di sepak bola internasional. Dengan laga kualifikasi lawan Belgia sebentar lagi, kedua pelatih punya waktu minim untuk rotasi. Rice bilang: “Kami main buat semua orang, tua muda sama-sama penting.” Buat fans, ini reminder: rivalitas Inggris-Wales selalu panas, tapi kali ini veteran yang curi perhatian—semoga tak sampai pensiun dini.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…