Take On Page Berita Olahraga

Take On Page News Olahraga Terupdate dan Terbaru ikuti update terbaru berita bola dari club ternama diseluruh dunia.

Take On Page Berita Olahraga

Take On Page News Olahraga Terupdate dan Terbaru ikuti update terbaru berita bola dari club ternama diseluruh dunia.

Uncategorized

Erick Thohir Masih Ingin Pertahankan Alexander Zwiers

Erick Thohir Masih Ingin Pertahankan Alexander Zwiers. Di tengah gejolak transisi pelatih Timnas Indonesia, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan komitmennya untuk mempertahankan Alexander Zwiers sebagai Direktur Teknik. Pernyataan ini disampaikan pada Jumat, 24 Oktober 2025, saat Erick memimpin rapat evaluasi pasca-kegagalan Timnas di kualifikasi Piala Dunia 2026. “Zwiers adalah aset berharga yang tak tergantikan; kami butuh kestabilan di balik layar untuk bangkit lebih kuat,” ujar Erick, menepis spekulasi soal perombakan total di jajaran teknis PSSI. Penunjukan Zwiers sejak Agustus lalu memang kontroversial, tapi rekam jejaknya di sepak bola Eropa membuatnya jadi pilihan utama. Saat PSSI bersiap cari pelatih baru—bukan lagi dari Belanda secara eksklusif—kehadiran Zwiers dianggap kunci untuk reformasi jangka panjang. Pernyataan Erick ini bukan sekadar formalitas; ia mencerminkan strategi PSSI untuk fokus pada pengembangan, bukan sekadar hasil instan, di musim yang penuh tantangan ini. INFO CASINO

Latar Belakang Penunjukan Zwiers: Erick Thohir Masih Ingin Pertahankan Alexander Zwiers

Alexander Zwiers resmi ditunjuk sebagai Direktur Teknik PSSI pada 26 Agustus 2025, keputusan yang langsung disambut Erick Thohir dengan penuh keyakinan. Latar belakang Zwiers memang tak biasa: lahir di Belanda pada 1973, ia punya pengalaman panjang di akademi Ajax Amsterdam sebagai koordinator pengembangan pemain muda selama hampir dua dekade. Di sana, Zwiers terlibat dalam lahirnya talenta seperti Frenkie de Jong dan Matthijs de Ligt, dengan pendekatan holistik yang menggabungkan teknik, fisik, dan mental. Setelah pensiun dari Ajax pada 2020, ia sempat jadi konsultan di federasi sepak bola Qatar, membantu program pembinaan usia dini yang sukses bawa tim U-23 mereka ke perempat final Olimpiade 2024.

Erick Thohir, yang juga menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga, memilih Zwiers karena komitmennya yang kuat terhadap sepak bola Asia Tenggara. “Rekam jejaknya sudah tak bisa diargumentasikan; ia paham bagaimana membangun fondasi dari bawah,” kata Erick saat pengumuman. Keputusan ini datang pasca-evaluasi buruk Timnas di bawah Shin Tae-yong, di mana PSSI sadar perlunya ahli asing untuk restrukturisasi. Zwiers langsung terjun, mendampingi Timnas senior di laga-laga internasional September lalu, meski hasilnya masih campur aduk. Spekulasi awal soal konflik budaya atau adaptasi cepat ternyata tak berdasar; Zwiers justru cepat akrab dengan staf lokal, termasuk Jordi Cruyff dan Simon Tahamata yang juga dipertahankan Erick. Langkah ini bagian dari visi Erick untuk PSSI yang lebih profesional, di mana direktur teknik bukan sekadar jabatan, tapi motor penggerak perubahan.

Kontribusi Zwiers di PSSI Hingga Kini: Erick Thohir Masih Ingin Pertahankan Alexander Zwiers

Sejak tiba di Jakarta, Zwiers tak buang waktu untuk tunjukkan nilai tambahnya. Salah satu kontribusi utamanya adalah revamp kurikulum pembinaan usia dini PSSI, yang kini terintegrasi dengan standar UEFA. Ia perkenalkan modul pelatihan berbasis data, di mana pelatih klub Liga 1 wajib ikut workshop bulanan untuk sinkronisasi taktik nasional. Hasilnya? Tim U-17 Indonesia catatkan dua kemenangan beruntun di turnamen AFF akhir September 2025, dengan pola permainan lebih kohesif—bukan lagi bergantung pada individu, tapi kolektif seperti Ajax era 90-an.

Erick Thohir sering puji Zwiers atas perannya di balik layar. Saat Timnas senior kalah telak dari Australia 0-5 awal Oktober, Zwiers yang susun laporan analisis mendalam, identifikasi kelemahan transisi pertahanan yang jadi sorotan. “Ia tak hanya bicara teori; Zwiers langsung turun ke lapangan, scouting pemain potensial dari Liga 2,” cerita Erick dalam sesi media internal. Selain itu, Zwiers inisiasi program kolaborasi dengan federasi Belanda, bawa pelatih tamu untuk workshop di 20 klub elite Indonesia. Ini bantu tingkatkan kualitas wasit dan analis video, yang selama ini jadi titik lemah PSSI. Meski kritik muncul soal biaya tinggi—anggaran Zwiers capai Rp15 miliar per tahun—Erick tegas: “Investasi ini untuk generasi mendatang, bukan sekadar trofi musim ini.” Kontribusi Zwiers juga terlihat di timnas futsal, di mana ia dorong integrasi atlet naturalisasi untuk Piala Asia 2026.

Tantangan dan Strategi Pertahanan Erick

Meski Erick Thohir yakin pertahankan Zwiers, tantangan tak sedikit. Pencarian pelatih baru Timnas senior jadi ujian pertama: Zwiers terlibat dalam seleksi, tapi Erick tegaskan tak terburu-buru. “Kami cari sosok visioner, tak harus dari Belanda; bisa dari Jerman atau bahkan lokal berpengalaman,” katanya, menepis desakan fans untuk balik ke Shin Tae-yong atau Patrick Kluivert. Proses ini libatkan Badan Timnas (BTN) dan Zwiers, dengan target finalisasi November 2025, jelang AFF Cup. Tantangan lain adalah resistensi internal; beberapa anggota Komite Eksekutif PSSI khawatir dominasi asing kurangi peran lokal, tapi Erick jawab dengan perpanjang kontrak Cruyff dan Tahamata sebagai jembatan budaya.

Strategi Erick untuk pertahankan Zwiers fokus pada hasil terukur. Ia rencanakan evaluasi triwulanan, di mana performa Zwiers diukur dari kemajuan ranking FIFA usia muda dan jumlah lisensi pelatih baru. “Jika tak ada progres, kami adjust; tapi saya yakin ia bisa bawa Timnas ke level Asia Tenggara teratas,” tegas Erick. Di tengah isu rangkap jabatannya sebagai Menpora—yang ia pertahankan untuk sinergi kebijakan olahraga nasional—Erick gunakan posisi itu untuk alokasikan dana ekstra Rp50 miliar untuk program Zwiers. Kritik dari oposisi soal transparansi juga dijawab dengan laporan bulanan publik, tunjukkan komitmen PSSI pada akuntabilitas. Secara keseluruhan, pertahanan ini bagian dari roadmap Erick: bangun sepak bola Indonesia yang mandiri, dengan Zwiers sebagai katalisator utama.

Kesimpulan

Keputusan Erick Thohir untuk pertahankan Alexander Zwiers jadi sinyal kuat bahwa PSSI serius reformasi jangka panjang. Di usia 52 tahun bagi Erick dan 52 bagi Zwiers, duo ini wakili perpaduan pengalaman bisnis dan teknis yang dibutuhkan sepak bola Indonesia. Meski tantangan seperti transisi pelatih dan tekanan fans masih ada, kontribusi Zwiers sudah beri angin segar—dari pembinaan muda hingga analisis tajam. Saat Timnas bersiap langkah selanjutnya, pernyataan Erick ingatkan: kestabilan di balik layar seringkali lebih penting daripada perubahan dramatis. Dengan Zwiers tetap di genggaman, harapan fans untuk Garuda yang terbang tinggi semakin nyata. Musim ini mungkin berat, tapi fondasi yang dibangun hari ini bisa jadi legasi abadi.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…