Chelsea Saat Ini Sedang Krisis Pemain Posisi Striker
Chelsea Saat Ini Sedang Krisis Pemain Posisi Striker. Chelsea sedang berada di tengah badai kecil di lini depan, di mana krisis striker menjadi sorotan utama musim 2025/2026 ini. Dengan Liam Delap absen hingga awal 2026 akibat cedera hamstring parah, tim asuhan Enzo Maresca terpaksa mengandalkan opsi cadangan yang minim pengalaman. Hanya mencetak 28 gol dari 15 laga Liga Inggris—meski cukup untuk peringkat keempat—tapi ketergantungan pada Cole Palmer sebagai penyedia bola membuat serangan terasa kurang tajam. Joao Pedro, yang dijadikan pilihan utama, baru saja membuka keran gol tapi masih inkonsisten, sementara Marc Guiu yang dipanggil balik dari pinjaman hanya berusia 19 tahun dan belum teruji. Situasi ini memaksa klub memantau pasar transfer Januari, termasuk striker muda seperti Joaquin Panichelli dari Strasbourg. Di bulan Desember yang padat, krisis ini bisa jadi bom waktu jika tak segera diatasi, terutama jelang laga krusial lawan tim papan atas. TIPS MASAK
Cedera dan Inkonsistensi yang Menghantui: Chelsea Saat Ini Sedang Krisis Pemain Posisi Striker
Krisis striker Chelsea dimulai sejak Agustus, saat Liam Delap terluka parah melawan Fulham dan absen selama empat bulan. Pemain 22 tahun itu, dibeli seharga 30 juta euro dari Ipswich, sempat jadi harapan utama dengan 12 gol musim lalu, tapi kini tim kehilangan ancaman fisik di kotak penalti. Joao Pedro, yang menggantikannya, mencetak gol krusial di kekalahan terbaru, tapi catatannya cuma empat gol dari 12 starter—terlalu sedikit untuk tim ambisius. Enzo Maresca mengakui tim terlalu naif di depan gawang, seperti saat kalah 2-1 dari lawan tangguh pekan lalu. Marc Guiu, dipanggil dari Sunderland, menjanjikan tapi masih mentah: ia hanya cetak dua gol di pinjamannya. Tanpa striker andal, Chelsea sering bergantung pada Palmer dan Pedro Neto beroperasi sebagai false nine, yang efektif tapi tak berkelanjutan di laga panjang. Fakta ini terbukti dari tiga kekalahan beruntun di Eropa, di mana gol penentu sering lepas.
Opsi Internal yang Terbatas: Chelsea Saat Ini Sedang Krisis Pemain Posisi Striker
Chelsea tak punya banyak pilihan di skuad sendiri untuk tutup lubang ini. Nicolas Jackson, yang dipinjamkan ke Bayern Munich dengan opsi beli 56 juta euro, tak mungkin ditarik balik karena klausulnya bergantung pada 40 penampilan penuh—target yang sulit dengan Piala Afrika menanti. Christopher Nkunku, meski serba bisa, lebih cocok sebagai winger daripada penyerang murni dan sering cedera musim ini. Armando Broja dan David Datro Fofana kembali dari pinjaman, tapi keduanya dianggap beban: Broja minim menit di level tinggi, sementara Fofana gagal bukti diri di klub kecil. Maresca bahkan coba eksperimen dengan Tyrique George di posisi depan, tapi hasilnya campur aduk—hanya satu assist dari lima laga. Situasi ini mirip musim lalu, di mana rotasi berlebih bikin lini depan kehilangan identitas. Dengan Delap out, Guiu jadi satu-satunya striker murni, tapi tekanan padanya bisa bikin performa anjlok lebih jauh.
Rencana Transfer untuk Atasi Masalah
Menghadapi krisis, Chelsea sudah gerak cepat di pasar. Mereka pantau Joaquin Panichelli, striker Argentina 23 tahun dari Strasbourg—klub saudara di bawah kepemilikan sama—yang cetak 10 gol di Ligue 1 musim ini. Transfer Januari terlihat mungkin berkat hubungan internal, meski Atletico Madrid dan klub lain ikut berebut. Selain itu, Serhou Guirassy dari Dortmund jadi target lain dengan klausul pelepasan 50 juta euro; ia sudah neto sembilan gol dan disebut ‘impikan’ pindah ke Inggris. Emmanuel Emegha, yang sudah deal gabung musim panas dari Strasbourg, bisa percepat kedatangan jika negosiasi longgar. Maresca ingin striker mobile yang cocok sistem posisionalnya—bukan cuma finisher, tapi juga linker play. Namun, anggaran ketat pasca belanja 169 juta euro musim panas bikin prioritas: jual Jackson atau Nkunku dulu untuk dana. Langkah ini krusial agar tak ulangi kesalahan masa lalu, di mana striker top scorer terakhir adalah Tammy Abraham lima tahun silam.
Kesimpulan
Krisis striker Chelsea saat ini adalah ujian besar bagi Enzo Maresca: dari cedera Delap hingga opsi tipis, semuanya tuntut solusi cepat. Dengan Januari di depan mata, perekrutan seperti Panichelli atau Guirassy bisa ubah nasib, bikin serangan lebih seimbang dan ancam gelar. Tapi tanpa itu, rotasi ala false nine bakal capek sendiri, apalagi di Desember yang brutal. Penggemar Biru punya alasan khawatir, tapi juga optimis—klub ini selalu bangkit dari situasi sulit. Yang pasti, tambahan penyerang andal adalah kunci naik level, bukan cuma bertahan di empat besar. Pantau saja, karena plot twist transfer selalu menarik di Stamford Bridge.