Take On Page Berita Olahraga

Take On Page News Olahraga Terupdate dan Terbaru ikuti update terbaru berita bola dari club ternama diseluruh dunia.

Take On Page Berita Olahraga

Take On Page News Olahraga Terupdate dan Terbaru ikuti update terbaru berita bola dari club ternama diseluruh dunia.

Uncategorized

Alasan Nova Arianto Tidak Jadi Datangkan Rosenberg

Alasan Nova Arianto Tidak Jadi Datangkan Rosenberg. Jelang Piala Dunia U-17 2025 di Qatar yang tinggal sehari lagi, pelatih Timnas Indonesia U-17 Nova Arianto membuka suara soal keputusan kontroversialnya: tidak mendatangkan Nicholas Indra Mjosund, winger muda keturunan dari akademi klub Norwegia yang dikenal sebagai Rosenberg. Nicholas, yang sempat jadi harapan besar sebagai pemain diaspora, akhirnya dicoret dari skuad final berisi 21 nama. Alasan Nova tak hanya soal performa, tapi juga keseimbangan antara komitmen pribadi dan dinamika tim. Di tengah euforia Garuda Muda yang sudah tiba di Doha, pengakuan ini jadi pengingat bahwa membangun skuad tak selalu tentang talenta mentah, melainkan kesiapan holistik. Kisah Nicholas mencerminkan tantangan PSSI dalam menggaet diaspora: potensi besar, tapi hambatan nyata yang harus dihadapi dengan bijak. REVIEW KOMIK

Latar Belakang Pemanggilan dan Performa Awal Nicholas: Alasan Nova Arianto Tidak Jadi Datangkan Rosenberg

Nicholas Indra Mjosund pertama kali menarik perhatian Nova saat pemusatan latihan awal di Bali pada Juli lalu. Sebagai winger lincah berusia 16 tahun dengan darah Indonesia dari ayah asal Solo, ia diproyeksikan jadi senjata di sisi kanan serangan. Bakatnya di akademi Rosenberg sudah terbukti: kecepatan, dribel tajam, dan visi passing yang matang, membuatnya debut di tim junior Norwegia sebelum beralih fokus ke Garuda. Nova memanggilnya sebagai salah satu dari sembilan pemain diaspora, termasuk kiper dari Belanda dan striker dari Afrika, untuk memperkaya skuad dengan variasi gaya Eropa.

Selama TC di Bulgaria September lalu, Nicholas tampil impresif. Ia ikut dalam 25 pemain yang berlatih intensif melawan tim lokal, mencetak assist krusial di sesi scrimmage. Nova kala itu puji kemampuannya beradaptasi dengan cuaca dingin Eropa Timur, yang kontras dengan iklim tropis Indonesia. Bahkan, di uji coba melawan Pantai Gading di Dubai baru-baru ini, Nicholas jadi starter dan bantu tim imbang 1-1 dengan crossing akurat. Proyeksi awal: ia masuk skema utama untuk Grup A lawan Zambia, Brasil, dan Honduras. Namun, di balik kilau itu, Nova sudah waspadai isu logistik—dari jadwal sekolah hingga tuntutan klub—yang akhirnya jadi penentu.

Alasan Utama Coret: Kendala Akademik, Klub, dan Adaptasi Tim: Alasan Nova Arianto Tidak Jadi Datangkan Rosenberg

Nova tak ragu ungkap alasan utama saat konferensi pers di Doha kemarin: kombinasi ketat antara kewajiban sekolah, komitmen klub, dan proses adaptasi yang belum sempurna. Nicholas, yang masih duduk di bangku SMA di Norwegia, menghadapi ujian akhir tahun yang tak bisa ditunda. “Kami paham sekolah prioritas utama bagi remaja seusianya,” kata Nova, mengakui bahwa jadwal TC panjang—dari Bali ke Bulgaria, Dubai, hingga Qatar—bisa ganggu prestasi akademik. Nicholas hanya bisa bergabung parsial, datang dua hari terlambat di satu sesi karena prioritas itu.

Tambahan, klub Rosenberg tak sepenuhnya izinkan absen total, mengingat Nicholas punya kontrak junior dan turnamen domestik yang bentrok. Nova jelaskan, regulasi FIFA soal pembebasan pemain muda ketat, terutama untuk diaspora yang belum punya dual citizenship penuh. “Izin klub jadi hambatan besar; kami tak mau paksa dan risikokan konflik jangka panjang,” tambahnya. Yang lebih krusial, adaptasi Nicholas dengan tim belum maksimal. Meski teknis oke, chemistry dengan rekan lokal seperti Evandra Florasta dan Zahaby Gholy butuh waktu lebih. Nova catat, Nicholas masih kesulitan komunikasi di lapangan—beda budaya bikin passing lambat di momen krusial. Akhirnya, demi kekompakan skuad, Nova pilih coret dia, mirip kasus satu pemain diaspora lain yang batal karena alasan serupa.

Dampak Keputusan dan Alternatif Strategi Garuda Muda

Keputusan ini langsung picu diskusi di kalangan suporter, tapi Nova yakin itu langkah tepat untuk jaga harmoni tim. Tanpa Nicholas, posisi winger kanan diisi oleh Fadly Alberto, yang lebih familiar dengan formasi tiga bek Nova. Dampak positif: skuad kini lebih kompak, dengan rotasi lebih lancar setelah latihan intensif di Qatar. Nova sebut, absennya Nicholas justru buka peluang bagi talenta lokal seperti Daffa Al Gasemi, yang kini dapat jam terbang ekstra. Secara lebih luas, ini jadi pelajaran bagi PSSI: proses naturalisasi diaspora butuh pendekatan dini, mulai dari usia U-15, agar adaptasi mulus.

Strategi alternatif Nova fokus pada kekuatan existing: manfaatkan kecepatan sayap domestik untuk counter-attack lawan fisik Zambia. Ia sudah tes formasi di lapangan latihan Doha, dengan sesi khusus passing cepat untuk ganti peran Nicholas. Tak lupa, Nova imbau publik pahami konteks—bukan penolakan talenta, tapi prioritas kesejahteraan pemain. Nicholas sendiri dikabarkan tetap dukung tim dari jauh, janji kembali di U-20 nanti. Keputusan ini juga soroti tantangan global: banyak tim Asia hadapi isu serupa dengan diaspora, di mana bakat Eropa sering terganjal regulasi sekolah atau klub.

Kesimpulan

Alasan Nova Arianto tak mendatangkan Nicholas Indra Mjosund dari akademi Rosenberg adalah campuran bijak antara empati pribadi dan kebutuhan tim, di mana sekolah, klub, dan adaptasi jadi faktor penentu. Dari latar pemanggilan penuh harap hingga dampak yang akhirnya perkuat skuad, kisah ini tunjukkan sepak bola usia muda bukan soal kuantitas talenta, tapi kualitas kesiapan. Saat Garuda Muda siap tempur di Qatar mulai besok, absennya Nicholas tak kurangi semangat—malah jadi motivasi bagi yang tersisa. Mungkin suatu hari, winger lincah itu kembali, tapi untuk kini, fokus Nova pada 21 prajuritnya adalah kunci sukses. Dari Doha, harapan tetap menyala: langkah solid di Grup A bisa lahirkan cerita bangga, tanpa penyesalan atas pilihan sulit seperti ini.

 

BACA SELENGKAPNYA DI..