Matthew Baker Resmi Bergabung Dengan Timnas Indonesia U-17
Matthew Baker Resmi Bergabung Dengan Timnas Indonesia U-17. Hari ini, 16 Oktober 2025, Timnas Indonesia U-17 mendapat suntikan semangat baru dengan kedatangan Matthew Baker, bek muda berbakat asal Australia yang resmi bergabung dalam pemusatan latihan (TC) di Jakarta. Pada usia 16 tahun, Baker menjadi salah satu wajah segar skuad Garuda Muda yang sedang mempersiapkan Piala Dunia U-17 2025 di Qatar, mulai 3 November mendatang. Keputusan PSSI memanggilnya sebagai bagian dari 27 pemain diaspora dan lokal ini menandai komitmen kuat untuk memaksimalkan talenta keturunan, terutama setelah ia menolak panggilan Timnas Australia U-17. Kedatangannya tak hanya melengkapi lini belakang, tapi juga membawa cerita inspiratif tentang loyalitas akar budaya, di tengah target ambisius lolos dari Grup H yang berisi Brasil, Honduras, dan Zambia. BERITA TERKINI
Profil dan Karier Awal Matthew Baker: Matthew Baker Resmi Bergabung Dengan Timnas Indonesia U-17
Matthew Sitorus Baker lahir pada 13 Mei 2009 di Melbourne, Australia, dari perpaduan darah ayah Australia dan ibu Indonesia. Sejak kecil, ia menunjukkan bakat alami sebagai bek tangguh, memulai perjalanan sepak bolanya di akademi lokal Malvern City pada 2016-2017. Dua tahun kemudian, ia pindah ke Box Hill United, di mana ia mulai menonjol dengan kemampuan membaca permainan dan duel udara yang solid. Puncak kariernya dimulai pada 2021 saat bergabung dengan akademi Melbourne City FC, klub papan atas di liga Australia. Kini, ia memperkuat tim U-18 mereka di kompetisi NPL Victoria 2, di mana ia menjadi andalan dengan rata-rata 85% akurasi umpan dan minim kebobolan.
Bakatnya tak luput dari perhatian pelatih nasional. Pada Juli 2025, Baker mencatat debut impresif bersama tim senior Melbourne City di kompetisi domestik, meski masih berusia 16 tahun. Penampilan itu langsung menarik sorotan, dengan ia berhasil menahan serangan lawan di menit-menit krusial. Karier juniornya juga penuh prestasi, termasuk gelar juara akademi internal Melbourne City pada 2023. Namun, di balik kilau itu, Baker dikenal sebagai pemain disiplin yang rajin belajar taktik modern, sering menganalisis pertandingan Eropa untuk mengasah insting bertahannya. Profilnya ini membuatnya cocok sebagai bek serba bisa, mampu bermain di tengah atau pinggir, yang sangat dibutuhkan skuad U-17 saat ini.
Keputusan Loyalitas dan Adaptasi ke Timnas Indonesia: Matthew Baker Resmi Bergabung Dengan Timnas Indonesia U-17
Pilihan Baker untuk membela Indonesia bukan hal remeh. Pada Agustus 2024, ia menerima panggilan resmi dari pelatih Timnas Australia U-17, Brad Maloney, untuk TC persiapan Piala Asia U-17. Namun, dengan tegas, Baker menolaknya, memilih mewakili negara ibunya. “Saya ingin menghormati akar saya,” katanya saat diwawancarai, menekankan ikatan emosional dengan Indonesia meski dibesarkan di Australia. Keputusan ini dibuat setelah diskusi panjang dengan keluarga, dan PSSI langsung merespons dengan memanggilnya ke skuad Garuda Muda pada Maret 2025.
Sejak itu, Baker menunjukkan adaptasi cepat. Ia tunda persiapan musim baru di Melbourne City demi bergabung dengan Timnas U-17 pada Agustus 2025, meski itu berarti kehilangan kesempatan uji coba klub. Di TC awal, ia disambut hangat oleh rekan-rekannya, cepat akrab dengan bahasa dan gaya latihan lokal. Pelatih Nova Arianto memuji kemampuannya menyesuaikan diri, menyebut Baker sebagai “puzzle yang pas” untuk lini belakang yang butuh kestabilan. Tantangan terbesar baginya adalah jet lag dan perbedaan iklim, tapi ia sudah mulai berlatih intensif sejak tiba malam ini di Jakarta. Loyalitasnya ini juga menginspirasi pemain diaspora lain seperti Lucas Lee dan Nicholas Indra Mjosund, yang ikut bergabung dalam kloter terakhir.
Peran di Skuad dan Prospek di Piala Dunia U-17
Dalam skuad beranggotakan 27 pemain yang dipimpin Nova Arianto, Baker diharapkan jadi pilar utama lini belakang. TC di Jakarta ini fokus pada aspek mental dan taktik, dengan 23 pemain sudah hadir sejak kemarin, termasuk tiga kiper. Baker, bersama Lucas Lee yang tiba sore ini dan Mike Rajasa yang menyusul 2 November, melengkapi kelompok diaspora yang krusial untuk kedalaman skuad. Nova menekankan penguatan psikologi menghadapi tekanan besar, terutama lawan sekelas Brasil di pembuka Grup H. Baker, dengan pengalaman klubnya, diproyeksikan bermain sebagai bek tengah, membantu mengantisipasi serangan cepat dari tim-tim Amerika Latin dan Afrika.
Persiapan selanjutnya tak main-main: tim berangkat ke Dubai pada 17 Oktober untuk TC eksternal, diikuti tiga uji coba krusial melawan Paraguay (25 Oktober), Afrika Selatan (27 Oktober), dan Panama (29 Oktober). Hasil di sana akan menentukan skuad final 21 pemain, dengan pengumuman langsung pasca-uji coba. Indonesia, yang debut di Piala Dunia U-17 sebagai tuan rumah 2023, kini punya target realistis: minimal lolos 16 besar. Baker sendiri optimis, bilang ia siap berkontribusi dengan pressing tinggi ala gaya Australia-nya yang disesuaikan taktik Indonesia. Kehadirannya tak hanya teknis, tapi juga simbol regenerasi, membuktikan PSSI serius buru talenta global untuk bangun fondasi jangka panjang.
Kesimpulan
Kedatangan Matthew Baker ke Timnas Indonesia U-17 hari ini adalah langkah strategis yang penuh harapan menjelang Piala Dunia 2025. Dari penolakan panggilan Australia hingga adaptasi cepat di Jakarta, ia wakili semangat diaspora yang siap angkat Garuda Muda ke level lebih tinggi. Dengan Nova Arianto di kemudi dan uji coba Dubai di depan, skuad ini punya peluang cerah hadapi raksasa Grup H. Bagi sepak bola muda Indonesia, Baker bukan sekadar pemain baru, tapi katalisator perubahan—membawa skill internasional dan hati Merah Putih. Yang pasti, petualangan di Qatar ini bisa jadi tonggak sejarah baru, asal mental dan solidaritas tetap kuat.